Gejala Awal Gonore pada Pria: Kenali dan Atasi Segera!
Gonore adalah salah satu infeksi menular seksual (IMS) yang umum terjadi. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Gonore bisa menyerang siapa saja, termasuk pria. Jika tidak diobati, gonore dapat menyebabkan komplikasi serius. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala awal gonore pada pria agar penanganan bisa dilakukan secepatnya.
Apa Itu Gonore?
Gonore adalah infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini biasanya menginfeksi lapisan dalam uretra (saluran kencing), rektum, atau tenggorokan. Pada wanita, gonore juga dapat menginfeksi leher rahim. Penyakit ini paling sering menular melalui hubungan seksual vaginal, anal, atau oral dengan orang yang terinfeksi.
Bagaimana Gonore Menular?
Gonore menular melalui kontak langsung dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi, terutama cairan dari penis, vagina, rektum, atau tenggorokan. Beberapa cara penularan gonore antara lain:
- Hubungan seksual vaginal tanpa kondom
- Hubungan seksual anal tanpa kondom
- Hubungan seksual oral tanpa kondom
- Dari ibu hamil kepada bayinya saat proses persalinan
Penting untuk diingat bahwa gonore tidak menular melalui kontak fisik biasa seperti berpelukan, berciuman, berbagi makanan atau minuman, atau menggunakan toilet yang sama.
Gejala Awal Gonore pada Pria: Apa Saja yang Perlu Diperhatikan?
Gejala gonore pada pria bisa bervariasi, dan beberapa pria mungkin tidak mengalami gejala sama sekali. Namun, jika gejala muncul, biasanya akan terlihat dalam waktu 1 hingga 14 hari setelah terinfeksi. Berikut adalah beberapa gejala awal gonore pada pria yang perlu diperhatikan:
1. Disuria (Nyeri atau Rasa Terbakar Saat Buang Air Kecil)
Ini adalah salah satu gejala yang paling umum. Pria yang terinfeksi gonore sering merasakan nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil. Rasa sakit ini bisa ringan atau parah, tergantung pada tingkat keparahan infeksi.
2. Keluarnya Cairan dari Penis (Uretritis)
Gejala lain yang umum adalah keluarnya cairan dari penis. Cairan ini bisa berwarna putih, kuning, atau hijau. Jumlah cairan yang keluar bisa bervariasi, mulai dari sedikit hingga cukup banyak. Keluarnya cairan ini menandakan adanya peradangan pada uretra (uretritis).
3. Nyeri atau Bengkak pada Testis
Pada beberapa kasus, gonore dapat menyebabkan epididimitis, yaitu peradangan pada epididimis (saluran yang menyimpan sperma di testis). Epididimitis dapat menyebabkan nyeri, bengkak, dan kemerahan pada testis. Nyeri ini bisa terasa tumpul atau tajam, dan bisa menjalar ke area selangkangan.
4. Sakit Tenggorokan (Jika Terjadi Penularan Oral)
Jika gonore menular melalui hubungan seksual oral, pria mungkin mengalami sakit tenggorokan. Sakit tenggorokan ini bisa disertai dengan kemerahan dan pembengkakan pada amandel. Beberapa orang juga mungkin mengalami kesulitan menelan.
5. Nyeri atau Gatal pada Anus (Jika Terjadi Penularan Anal)
Jika gonore menular melalui hubungan seksual anal, pria mungkin mengalami nyeri, gatal, atau keluarnya cairan dari anus. Beberapa orang juga mungkin mengalami kesulitan buang air besar.
6. Kemerahan atau Ruam di Area Genital
Meskipun jarang terjadi, beberapa pria mungkin mengalami kemerahan atau ruam di area genital sebagai gejala gonore. Ruam ini bisa terasa gatal atau perih.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dapat mencegah komplikasi serius.
Selain itu, jika Anda aktif secara seksual, terutama jika Anda memiliki banyak pasangan atau tidak menggunakan kondom secara konsisten, disarankan untuk melakukan pemeriksaan IMS secara rutin, termasuk pemeriksaan gonore.
Bagaimana Gonore Didiagnosis?
Diagnosis gonore biasanya dilakukan dengan mengambil sampel cairan dari uretra, tenggorokan, atau rektum. Sampel ini kemudian akan diuji di laboratorium untuk mendeteksi keberadaan bakteri Neisseria gonorrhoeae. Beberapa metode pengujian yang umum digunakan antara lain:
- Kultur bakteri
- Tes amplifikasi asam nukleat (NAAT)
NAAT adalah metode yang lebih sensitif dan akurat dibandingkan kultur bakteri, dan sering digunakan untuk mendiagnosis gonore.
Bagaimana Gonore Diobati?
Gonore diobati dengan antibiotik. Dulu, gonore sering diobati dengan penisilin atau tetrasiklin. Namun, karena bakteri gonore telah mengembangkan resistensi terhadap antibiotik tersebut, sekarang gonore biasanya diobati dengan antibiotik lain, seperti ceftriaxone (disuntikkan) dan azitromisin (diminum).
Penting untuk menyelesaikan seluruh rangkaian pengobatan antibiotik yang diresepkan oleh dokter, meskipun gejala sudah mereda. Hal ini untuk memastikan bahwa semua bakteri gonore telah terbunuh dan mencegah terjadinya resistensi antibiotik.
Apa yang Terjadi Jika Gonore Tidak Diobati?
Jika gonore tidak diobati, dapat menyebabkan komplikasi serius, antara lain:
- Epididimitis (peradangan pada epididimis) yang dapat menyebabkan infertilitas
- Penyebaran infeksi ke bagian tubuh lain, seperti jantung, otak, atau sendi
- Peningkatan risiko tertular atau menularkan HIV
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengobati gonore secepatnya untuk mencegah komplikasi tersebut.
Bagaimana Cara Mencegah Gonore?
Cara terbaik untuk mencegah gonore adalah dengan menghindari perilaku berisiko, seperti:
- Tidak melakukan hubungan seksual
- Melakukan hubungan seksual hanya dengan satu pasangan yang tidak terinfeksi
- Menggunakan kondom setiap kali berhubungan seksual
- Menghindari berbagi alat bantu seks
- Melakukan pemeriksaan IMS secara rutin, terutama jika Anda aktif secara seksual
Komunikasi yang jujur dengan pasangan seksual juga penting untuk mencegah penularan IMS. Bicarakan riwayat kesehatan seksual Anda dan pasangan Anda sebelum melakukan hubungan seksual.
Kesimpulan
Gonore adalah infeksi menular seksual yang umum terjadi dan dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak diobati. Penting untuk mengenali gejala awal gonore pada pria, seperti nyeri saat buang air kecil, keluarnya cairan dari penis, dan nyeri atau bengkak pada testis. Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala tersebut, segera berkonsultasi dengan dokter. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dapat mencegah komplikasi serius. Pencegahan gonore dapat dilakukan dengan menghindari perilaku berisiko dan melakukan pemeriksaan IMS secara rutin.





Tinggalkan komentar